Jumat, 18 Oktober 2013
Hewan Bunglon
BUNGLON
Bunglon merupakan hewan yang
eksotis dari kelas reptil ( kadal ) yang
biasa hidup dipohon. Bentuk rupanya sangat mirip dengan kerabatnya yaitu
iguana. Bunglon juga merupakan salah satu reptil yang paling terkenal terutama
di daerah penduduk asli benua Afrika dan Madagaskar, ditemukan di beberapa tempat
lainnya di Eropa dan Asia tetapi ada lebih dari 120 spesies yang termasuk dalam
keluarga bunglon dan yang paling umum
bunglon (Chameleon) ditemukan di wilayah Mediterania.
Orang awam tahunya bunglon hanya
sebagai kadal yang pandai merubah warna kulit dan pemanjat handal, padahal
bunglon meliputi beberapa marga , seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus,
Pseudocalotes, Aphaniotis dan juga saudara dekatnya yakni cicak terbang (Draco)
serta Soa-Soa (Hydrosaurus).
Bunglon merupakan reptil yang termasuk
dalam suku Agamidae. Banyak orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna
kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal,
sesungguhnya tidaklah demikian. Bunglon memang memiliki kemampuan untuk
mengubah warna kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua
warna, melainkan hanya ke warna-warna tertentu saja.
Reproduksi
pada bunglon :
Bunglon bertelur di tanah yang
gembur, berpasir atau berserasah. Pada umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon
menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih,
lentur agak liat serupa perkamen. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan
Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir
di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang
agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan
berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur
yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam
suku (familia) Agamidae.
Habitat pada
bunglon :
Bunglon
tergolong hewan reptil yang umumnya banyak menghabiskan waktunya di pohon
(hewan arboreal). Tetapi ada juga jenis bunglon yang biasa hidup di tanah
misalnya bunglon Brookesia yang biasa hidup di tanah dalam hutan. Bunglon
terdapat di semua benua dengan spesies yang bervariasi.
Anatomi pada
bunglon :
Dilihat sepintas
hewan ini mirip dengan iguana, tetapi jauh
lebih kecil. Bunglon jantan biasanya mempunyai tanduk, sirip dan gelambir leher
di kepalanya. Ada yang berukuran hanya 2,5 cm seperti bunglon Brookesia, tetapi
spesies-spesies lainnya dapat mencapai 60 cm. Bunglon biasanya mempunyai tubuh
panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di
dahan. Seperti kadal lainnya bunglon memiliki kulit yang bertekstur kasar. Kaki
belakang mempunyai dua jari sebelah dalam dan tiga jari sebelah luar. Kaki
depan memiliki susunan jari-jari sebaliknya.
Mata yang
menonjol hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit
bagian yang terbuka. Kedua matanya dapat melihat ke dua arah yang berbeda ke
segala arah. Lidahnya berguna untuk menagkap mangsa, yang bisa dijulurkan lebih
panjang dari tubuhnya. Bunglon menembak mangsanya dengan lidahnya hanya dalam
waktu 0,07 detik.
Lidah
Bunglon Lebih Cepat daripada Pesawat Jet Fighter :
Bunglon
merupakan binatang yang unik dan eksotis. Tidak hanya sistem pertahanan yang canggih,
namun bias merubah warna kulitnya, binatang ini juga punya 'senjata alami' yang
berbahaya bagaikan sebuah rudal balistik: lidahnya sendiri. Lidah ini biasanya
ditembakkan sebagai senjata yang ampuh untuk menangkap mangsanya yang meliputi
jangkrik atau serangga sejenisnya. Memang banyak binatang lain yang punya lidah
berkecepatan tinggi, seperti misalnya salamander, atau beberapa spesies kodok.
Namun tetap saja, ilmuwan memyimpulkan bahwa bunglon adalah si pemilik rekor
lidah yang tercepat, bahkan sekaligus pemilik lidah terpanjang. Seperti dikutip
dari situs Scientific American, lidah bunglon bisa melesat dengan akselerasi
mencapai 400 meter per detik kuadrat. Kecepatan lidahnya bisa melejit.
Buku-buku teks
zoologi menjelaskan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat
(akselerator). Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah,
yang berupa tulang rawan kaku di tengah lidah, yang membungkusnya. Akan tetapi, dalam sebuah penelitian yang
telah disetujui untuk diterbitkan oleh majalah ilmiah Proceedings of the Royal
Society of London (Series B), dua ahli morfologi yang memelajari kebiasaan
makan bunglon menemukan unsur-unsur lain yang terkait dengan gerakan cepat
lidah binatang ini.
Kedua peneliti
Belanda ini, Jurriaan de Groot dari Universitas Leiden, dan Johan van Leeuwen
dari Universitas Wageningen, mengambil film-film sinar X berkecepatan tinggi,
yakni 500 bingkai per detik, dalam rangka menyelidiki bagaimana lidah bunglon
bekerja ketika menangkap mangsa.
Film-film ini menunjukkan bahwa ujung lidah bunglon mengalami percepatan
50 g (g = konstanta gravitasi).
Percepatan ini lima kali lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh
sebuah jet tempur.
Para peneliti
ini membedah jaringan lidah dan menemukan bahwa otot pemercepat sama sekali
tidak cukup kuat untuk menghasilkan gaya yang diperlukan ini sendirian. Dengan meneliti lidah bunglon, mereka
menemukan keberadaan sedikitnya 10 bungkus licin, yang hingga saat itu belum
diketahui, di antara otot pemercepat dan tulang lidah. Bungkus-bungkus ini, yang melekat ke tulang
lidah di ujungnya yang terdekat dengan mulut, teramati mengandung serat-serat
protein berajutan spiral.
Serat-serat ini
memadat dan berubah bentuk ketika otot pemercepat mengerut dan menyimpan tenaga
bagaikan seutas pita karet yang tertekan.
Ketika mencapai ujung bulat tulang lidah, bungkus-bungkus yang ketat dan
memanjang ini secara bersamaan menggelincir dan mengerut dengan kekuatan dan
melontarkan lidah. Secepat serat-serat
ini menggelincir dari tulang lidah, bungkus-bungkus saling memisahkan diri
bagaikan tabung-tabung sebuah teleskop, dan karena itu lidah mencapai jangkauan
terjauhnya. Van Leeuwen berkata, “ini
adalah ketapel teleskopis.” Ketapel ini memiliki ciri lain yang amat
menyolok. Ujung lidah mengambil bentuk
hampa pada saat menghantam mangsa.
Ketika terlontar, lidah ini dapat menjulur sejauh enam kali panjangnya
ketika istirahat di dalam mulut, dan dua kali panjang tubuhnya sendiri.
Kelompok-kelompok otot dengan sifat-sifat yang berbeda tanpa cela
melontarkan lidah, memercepatnya, menyebabkan lidah mengambil bentuk isap
ketika menghantam mangsanya dan lalu cepat-cepat menariknya. Kelompok-kelompok
otot ini sama sekali tidak saling menghalangi fungsi masing-masing, namun
bekerja dengan cara yang terselaraskan dalam menghantam mangsa dan menarik
lidah kembali ke mulut dalam waktu kurang dari sedetik. Tambahan lagi, berkat
kerjasama antara sistem penglihatan dan otak, kedudukan mangsa diukur dan
perintah bagi lidah balistik untuk “menembak!” diberikan oleh syaraf yang
mengirimkan isyarat di dalam otak.
Bunglon
dapat merubah Warna Kulit :
Hewan kecil ini
terkenal karena kemampuannya mengubah warna kulit untuk meniru lingkungan sekitarnya.
Warna kulit bunglon biasanya hijau, kuning atau coklat. Bunglon dapat mengubah
warna kulitnya. Bunglon biasanya mengubah warna kulitnya saat terkena
rangsangan seperti cahaya, temperatur dan emosi. Misalnya saat marah bunglon
cenderung mengubah warna kulitnya menjadi lebih gelap. Kemampuan mengubah warna
kulit dimanfaatkan bunglon untuk mencari mangsa dan melindungi diri dari
predator (pemangsa) dengan cara meniru warna lingkungan di sekitarnya.
Penyebab Bunglon
merubah warna kulit, yaitu :
1. Sinar
Matahari
Ketika chameleon coklat ingin berjemur di bawah sinar
matahari, maka si chameleon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau untuk
memaksimalkan refleksi sinar matahari yang didapat.
2. Suhu
Ketika suhu dingin, kulit chameleon akan berubah berwarna
lebih gelap untuk memaksimalkan penyerapan panas.
Add caption |
3. Mood
Chameleon jantan yang 'ditantang' chameleon lain bisa
berubah warna menjadi merah kekuningan. Atau ketika si chameleon 'fall in
love', bisa juga warnanya berubah untuk menarik perhatian, misalnya ungu, biru
dan kemerahan.
Bunglon memang memiliki kemampuan untuk mengubah warna
kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua warna, melainkan
hanya ke warna-warna tertentu saja.
Add caption |
4. Bunglon
Memiliki Sel-Sel Warna
Add caption |
Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya
yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung
pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores).
Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna
biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat
(seperti yang dimiliki manusia).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
sitasinya mana? ga valid dong ini
Posting Komentar