Selasa, 15 Oktober 2013
UNIVERSITAS
JEMBER
Universitas Jember berada di bagian tenggara provinsi Jawa Timur, tepatnya di
kota Jember. Kampus Unej merupakan kawasan hijau yang ramah lingkungan . Kota
Jember terletak diantara Kawah Ijen dan Gunung Bromo. Selain itu kota jember juga dikelilingi perkebunan yang sebagian
besar ditanami Kopi, Tembakau, Tebu dan Coklat. Penduduk Jember sebagian besar
orang jawa dan Madura sehingga banyak keunikan budaya disini.
Universitas Jember berasal dari gagasan dr. R.
Achmad bersama-sama dengan R. Th. Soengedi dan R. M. Soerachman yang
bercita-cita mendirikan perguruan tinggi di Jember. Untuk mewujudkan cita-cita
tersebut pada tanggal 1 April 1957, ketiganya membentuk panitia yang diberi
nama Panitia Triumviraat dengan komposisi Ketua dr. R. Achmad; Penulis R. Th.
Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman. Selanjutnya Panitia Triumviraat ini
pada tanggal 5 Oktober 1957 membentuk yayasan dengan nama Yayasan Universitas
Tawang Alun (disahkan dengan Akta Notaris tanggal 8 Maret 1958 Nomor 13 di
Jember). Yayasan Universitas Tawang Alun inilah yang kemudian mendirikan
universitas swasta di Jember dengan nama Universitas Tawang Alun yang kemudian
disingkat UNITA. Dalam perjalanannya, ketiga tokoh tersebut mendapatkan
dukungan penuh Bupati Jember saat itu, R. Soedjarwo.
Pada tahun 1959 tepatnya pada tanggal 26
Januari 1959, R. Soedjarwo diangkat sebagai Ketua Yayasan Unita. Secara
kebetulan, pada periode 1957 sampai dengan 1964, R. Soedjarwo juga menjabat
sebagai Ketua DPRD Swatantra. Boleh dikata, sebagai Bupati Jember waktu itu, R.
Soedjarwo mempunyai perhatian cukup besar terhadap pembangunan pendidikan di
Kabupaten Jember. Mengingat bahwa anggaran pemerintah saat itu masih sangat
terbatas. Maka, untuk menunjang bidang pendidikan, R. Soedjarwo bersama
tokoh-tokoh masyarakat kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Kabupaten Jember
(YPKD) dengan menggali dana dari masyarakat untuk menunjang dunia pendidikan.
Salah satu cara yang unik dalam mengumpulkan dana, R. Soedjarwo minta sumbangan
dari masyarakat Kabupaten Jember berupa buah kelapa dan botol kosong untuk
dijual. Selanjutnya dananya dipergunakan untuk membantu Unita dan
sekolah-sekolah yang lain.(1) Untuk membesarkan Unita, R. Soedjarwo kemudian
membantu mendirikan gedung kampus Unita yang ada di jalan PB Sudirman seluas
656 meter persegi. Gedung tersebut dibangun di atas tanah seluas 2.160 meter
persegi dengan biaya pembangunan sebesar Rp 23.243,66. Dana tersebut bersumber
dari dana YPKD. Sejak tahun 1960, Unita semakin berkembang. Jumlah fakultas,
satu demi satu bertambah. Meliputi, Fakultas Sosial Politik, Fakultas
Kedokteran, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Pertanian. Seiring
perjalanan waktu, untuk menambah prasarana kampus, Unita mengundang USAID untuk
mendapatkan sumbangan berupa alat laboratorium dan buku-buku.(1)
Kampus
Universitas Jember di Tegal Boto, sebenarnya sudah diimpikan R. Soedjarwo. Saat
itu tahun 1960, Tegal Boto masih berupa daerah terpencil bagaikan “pulau mati”
dan tidak bisa dijangkau transportasi darat. Untuk membuka daerah tersebut, R.
Soedjarwo mulai membangun jembatan di jalan PB Sudirman arah ke Jalan Mastrip
pada 1961. “Jembatan tersebut baru selesai tahun 1976 dan hingga kini dikenal
sebagai jembatan Jarwo. Pada awal 1961 Yayasan Unita mulai merintis upaya agar
Unita bisa berstatus negeri. Untuk itu, R. Soedjarwo mengadakan koordinasi
dengan segenap pengurus yayasan, pengurus Unita, tokoh-tokoh daerah, termasuk
anggota DPRD. Sidang DPRD pada 19 April 1961 akhirnya menghasilkan keputusan
menetapkan resolusi. Resolusi tersebut isinya menyangkut beberapa hal. Pertama,
tentang memperkuat ide pembukaan Fakultas Kedokteran, kedua mengirim delegasi
yang terdiri dari Ketua DPRD menghadap Pemerintah Pusat, dan ketiga Universitas
Tawang Alun agar diakui sebagai Universitas Negeri. Langkah selanjutnya,
Yayasan Unita mengirim beberapa delegasi untuk menghadap Menteri PTIP waktu itu
dipegang Prof Mr Iwa Kusumasumantri. Hasilnya memberikan harapan baru,
pemerintah akan menegerikan Unita bersama-sama dengan Unibraw pada 20 Mei 1962.
Untuk menyongsong rencana tersebut, Yayasan
Unita kemudian mengirim kembali delegasinya pada 14-24 Maret 1962. Namun di
luar dugaan, telah terjadi pergantian Menteri PTIP, yaitu Prof Dr Ir Thoyib
Hadiwidjaja yang mempunyai kebijakan baru bahwa tidak membenarkan penegerian
dua universitas dalam satu provinsi secara bersamaan. Akibat penundaan
penegerian Unita tersebut, Unita akhirnya diintegrasikan ke Universitas
Brawidjaya Malang berdasarkan SK Menteri PTIP No1, tertanggal 5 Januari 1963.
Hal ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat Jember dan mahasiswa Unita
khususnya. Melihat hambatan tersebut R. Soedjarwo terus berusaha dengan
mengirim delegasi ke Jakarta hingga mendapat dukungan dari DPRD untuk mendesak
pemerintah pusat untuk menegerikan Unita menjadi universitas negeri secepatnya.
Jerih payah R. Soedjarwo dengan dibantu pihak-pihak terkait, akhirnya
membuahkan hasil dengan terbitnya SK Menteri PTIP No 153 tahun 1964 tertanggal
9 November 1964 tentang Didirikannya Sebuah Universitas Negeri Jember.
Saat ini Universitas Jember menjadi salah satu
favourit penduduk pulau jawa untuk menuntut ilmu. Selain dari pulau jawa ada
juga mahasiswa berasal dari luar pulau jawa misalnya, dari Papua, dari Medan,
bahkan ada yang dari luar negri pula yaitu dari Thailand. Saat ini banyak sekali fakultas yang berdiri
di Unej yaitu, Fak. Kedokteran, Fak. Farmasi, Fak. Kesmas, Fak. Pertanian, Fak.
Keguruan dan ilmu pendidikan, Fak. Hukum, Fak. Ilmu social dan Politik, Fak.
Ekonomi, Fak. MIPA, Fak. Teknik dll.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar