Jumat, 01 November 2013
Lingkungan yang berkarakter sangatlah
penting bagi perkembangan individu. Lingkungan yang berkarakter adalah
lingkungan yang mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai
karakter dalam kehidupan, sepeti karakter cinta Tuhan dan segenap
ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran / amanah,
diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong, gotong
royong / kerjasama dan lain-lain. Karakter tersebut tidak hanya pada
tahap pengenalan dan pemahaman saja, namun menjadi kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari.
Barangkali dalam benak anda terbayang betapa susahnya membentuk
lingkungan yang berkarakter. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri
yang selanjutnya diteruskan dalam lingkungan keluarga. Diri sendiri
harus dibenahi terlebih dahulu sebelum membenahi orang lain. Biasakan
membangun pola pikir positif, melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, membangun karakter diri yang pantang menyerah dan seterusnya. Dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga kita biasakan menerapkan nilai-nilai tersebut. Misalnya, terbiasa jujur dan terbuka pada anak,
memberi kesempatan anak berpendapat dalam memutuskan bahan dekorasi
rumah, mengajak anak berunding tentang tempat les sekolah, dan mengajak
anak untuk ikut berbagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah
tangga. Hal itu bagian dari proses membangun karakter anak. Salinglah tolong-menolong sesama anggota keluarga. Biasakan anak mengeksplor dirinya. Memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya. Itu merupakan proses demokrasi dalam keluarga.
Kebiaasaan-kebiasaan positif semacam itu
pada akhirnya akan diteruskan oleh si anak pada lingkungan sosial yang
lebih besar, yakni di sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah institusi pertama tempat anak membangun karakternya. Kita sebagai orang tua hendaknya menerapkan pola asuh
dan pendidikan yang sehat dan baik dalam keluarga. Dengan begitu,
anak-anak kita yang telah tertanam kepribadiannya akan menjadi pribadi
yang menyebarkan karakter positif pada lingkungan. Di sekolah, pendidikan karakter juga hendaknya diwujudkan dalam setiap proses pembelajaran, seperti pada metode pembelajaran, muatan kurikulum, penilaian dan lain-lain.
Pernahkah anda memberi kesempatan pada anak
anda meluangkan waktu untuk bermain? Atau mendorong anak anda untuk
menekuni bakat dan minat yang dimilikinya. Sebenarnya kesempatan bergaul
dengan sebaya merupakan proses pengembangan karakter anak. Dengan bergaul, anak akan belajar memahami dirinya dan orang lain. Dengan demikian ia akan belajar bagaimana membangun hubungan dengan orang dan lingkungannya.
Di lingkungan sekolah sebenarnya anak didik memiliki wadah untuk mengembangkan diri dan membangun karakter
diri melalui kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan ekstrakulikuler
merupakan media untuk membangun rasa tanggung jawab, kemampuan
bersosialisasi dan interaksi, toleransi, bekerjasama dan lain-lain.
Lingkungan |
Namun, seiring dengan tuntutan sekolah
dengan berbagai mata pelajaran dan pelatihan untuk Ujian Nasional telah
menyita waktu untuk mengembangkan diri mereka. Apakah anda termasuk
orangtua yang hanya mendorong anak untuk terus belajar
dan mengabaikan minat dan hobi yang dimilikinya? Jika iya,
cepat-cepatlah merubah cara pandang anda dan beri kesempatan anak untuk
membagi waktu belajar dan bermain.
Kenyataan bahwa kesuksesan seseorang
tidak hanya ditentukan oleh prestasi sekolah hendaknya kita sadari.
Benar adanya bahwa kemampuan menjalin hubungan dan kecerdasan emosional
sebagian besar menentukan proses pengembangan diri dan meraih keberhasilan.
www.unej.ac.id
www.fkip.unej.ac.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar